Sebelumnya telah ku ceritkan perjalanan Malang – Tulungagung PP dan berlanjut ke Jatim Park 3, selanjutnya akan ku ceritakan perjalanan terusan ke Gunung Bromo sekali lagi. 😀
Pernah kebayang gak sih dalam satu minggu pergi ke Gunung yang sama 2 kali, kecuali poter gunung dan juru kunci gunung kawi, heheheee.. Hal itulah yang terjadi dengan diriku waktu itu, setelah siang hingga sore hari mengantar keluarga besar berlibur ke JP3 setelah itu mengantar ke Gunung Bromo lagi.
Mulai dari tanggal 20 Desember sampai tanggal 24 Desember saat ku ceritakan peristiwa ini, aku belum istirahat dengan tenang, dan itu pun akan terus berlanjut sampai tanggal 1 Januari 2019 Malam, gak kebayang gimana capeknya perjalanan Liburan dan Mengantar Liburan keluarga dan teman, hehehee.. semangat…
| Artikel menarik lainnya: Benteng di Indonesia: Benteng Nieuw Victoria Kota Ambon
Pesan Jeep ke Gunung Bromo Lagi
Pada saat mengantar liburan keluarga di Jatim Park 3, aku sempat was-was, karena malam nanti setelah selesai berwisata di JP3 mereka semua yang berlibur ini akan melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo. Saat itu aku slalu mengkontak w.a pesanan jeep ke Bromo, karena libur Natal dan Tahun Baru jeep ke Bromo laris manis.
Ketika hari sudah sore kepastian tidak kunjung tiba, karena pesanan jeep dari jalur Tumpang hanya menyisahkan satu mobil. Sedangkan untuk ke Bromo harus memakai 2 jeep, satu jeep berisi maksimal 6 orang, hal ini sesuai dengan hitungan keluargaku yang ikut berjumlah 11 orang.
Sekitar 2 jam menunggu kepastian, akhirnya sekitar jam 4 sore, kepastian itu datang. Jeep pesananku sudah ada dan sudah siap di naiki ke Gunung Bromo nanti malam. Meskipun satu jeep kena 1,3 juta lumayan mahal dari harga normal, karena harga Normal dari Tumpang berkisar 750-900 ribu, mungkin karena musim liburan jadi mahal, positif aja.
Pripare dan otw Ke Bromo
Setelah puas berwisata di JP3 semua keluarga langsung pulang, akan tetapi sebelum pulang kerumah menyempatkan untuk mencari makan. Saat makan itulah om Yance dan Mbak Lupi mengajakku mencari perlengkapan untuk mendaki ke Gunung Bromo lagi. Waktu itu aku mengarahkan ke lokasi perlengkapan outdoor di daerah Dinoyo Kota Malang, karena disitu banyak gerai perlengkapan outdoor seperti Arai, Eiger dll.
Karena membeli banyak aku pun hanya bisa melihat sambil survey harga perlengkapan mendaki, siapa tau jika punya duit bisa beli sendiri, hehehee.. meskipun waktu itu aku ditawari untuk mengambil satu, tapi aku menolak, maklum gak enak dengan harga perlengkapan Eiger yang lumayan wahh.. tapi sangat bagus dipakai.
Dan selesai membelikan perlengkapan pribadi dan anaknya akhirnya om Yance dan Mbak Lupi memutuskan untuk kembali ke tempat makan dan segera pulang. Sesampai dirumah mereka semua langsung mempersiapkan segala keperluan untuk ke Bromo sebelum tidur, karena harus berangkat lagi jam 00.00 Malam.
Aku sendiri juga harus mempersiapkan jaket dan sepatu, setelah itu langsung istirahat. Meskipun jam ditanganku menunjukan pukul 22.00, aku punya waktu 2 jam untuk sekedar melepas kelelahan. Hehehe..
Detik-demi detik, menit demi menit berlalu ternyata aku tidak bisa tidur, mungkin juga karena kecapekan sehabis jalan siang harinya. Akhirnya jam 23.30 aku memutuskan untuk berangkat ke rumah sodaraku yang ditempati keluarga yang akan menuju bromo, dan ternyata sebagian besar masih tidur.
Aku hanya menemui anes dan adiknya serta yang masih terjaga waktu itu, kita ngobrol kesana-kemari sambil menghabiskan waktu. Jam menunjukan pukul 00.00 tepat semua sudah siap berangkat tapi Penanggung jawab perjalanan Om Yance dan Mbak Lupi masih tidur dengan anak-anaknya, setelah hampir 30 menit menunggu ternyata semua satu-persatu kembali ke kamar dan tidur lagi. Aku tidak ingin ambil pusing, akhirnya ku w.a supir hardtop / jeep nya dan ku infokan sampai jam 02.00 pagi, karena semua masih kecapek an habis jalan dari JP3.
Dan Alhamdulillah akhirnya om yance dan mbak lupi bangun, sehingga semua ikut terbangun dan akirnya kita berangkat saat itu menuju tumpang pukul 1.30 dini hari, kita mengendarai dua mobil, satu rombongan keluarga dari om yance dan satunya lagi aku dan rombongan keluarga dari Jakarta dan Tulungagung. Sampai di Drop point Jeep tepat pukul 2.00, dan disana kita berganti kendaraan dengan jeep yang dipesan tadi siang. Akhirnya hari itu aku berangkat lagi ke Bromo mengantar liburan keluarga besar Bapakku dari Jakarta, Tulungagung dan Nabire.
Sampai di Jalur Melihat Sunrise
Dini hari itu perjalanan sungguh mendebarkan, karena kita melewati jalur tumpang dan yang aku tau jalur tumpang ini yang lebih ekstrim dari lainya, karena jalanya yang berliku-liku, licin dan banyak jurang. Dan jalur tumpang ini juga satu tujuan antara yang ingin ke Bromo dan ke Gunung Semeru.
Kurang lebih perjalanan saat itu memakan waktu 2 jam, hal ini lebih lama karena jalur tumpang menuju Penanjakan/Mentigen cukup jauh, dan harus melalui lautan pasir bromo dulu sebelum kesana. Saat itu jalur perjalanan Jeepnya sempat mengalami kemacetan, karena banyaknya pengunjung yang ke Bromo, dan supir Jeepnya mematikan mesin.
Aku sudah berpikiran negatif, “bakal lama nih” dan tidur di kursi depan dekat dengan Pak Supir, tapi akhirnya 10 menit berjalan jalurnya lancar lagi. Sekitar Pukul 4.00 kita sekeluarga sampai di pemberhentian, karena saat itu kita sedang tidur akhirnya di bangunkan yang lain. Saat aku terbangun dan turun dari Jeep, di sebelah jalan sepertinya terhampar ladang sayuran dan aku sendiri belum pernah lihat pemberhentian jalur ini.
Terakhir aku kesini, jeepnya berhenti di tepi jalan dan banyak warung kaki lima dikiri jalan, Sedangkan disini tidak ada penjual, usut-punya usut ternyata ini adalah jalur ke Mentigen. Baru pertamakali ini aku kesini. Di tempat ini, akses untuk sampai dipuncaknya cukup jauh dan tanjakanya bener-benar tinggi.
Sebelum sampai anak tangga yang tinggi, kita harus jalan kaki melewati aspal dari parkiran jeep. Jalan kaki di jalan aspal ini juga cukup tinggi, tidak sedikit orang-orang yang berhenti menepi dan beristirahat. Akan tetapi semua keluargaku satu-satu berjuang untuk mencapai Puncak Mentigen.
Saat aku sampai di bawah tangga pertama jalur ke mentigen, aku memutuskan menuju bangunan untuk melihat sunrise. Karena saat itu ku perkirakan sunrise segera muncul, tapi apa yang terjadi. Tebalnya awan tidak dapat menembus cahaya sunrise pagi itu. Tapi aku tidak kecewa karena 4 hari yang lalu aku sudah melihat Sunrise di Bukit Cinta. Heheheee… Dan akhirnya aku langsung beranjak pergi menuju puncak Mentigen.
Puncak Mentigen
Kurang lebih aku berjalan sendiri 5 menit menaiki tangga dengan kekuatan fisik dan tenaga yang prima, hingga sampailah dipuncak mentigen. Disini sangat ramai dan bangunan untuk melihat view sunrise sedikit bagus dan lebih minimalis dibanding dengan Penanjakan. View bromo juga sangat indah jika dilihat dari sini, pokoknya tidak kalah dengan Penanjakan.
Disini aku sempat mengabadikan dengan membuat video dan berfoto-foto dengan keluarga. Meskipun ada satu anggota keluarga yang kelelahan, pusing dan lemas setelah naik puncak mentigen. Tapi semuanya bisa diatasi dengan baik. Karena setelah melihat view Bromo dia langsung sembuh dan kembali mengajak berfoto-foto.
Hal ini kemungkinan kelelahan, pusing dan mual. Karena belum sarapan hingga dipaksakan untuk menaiki penanjakan mentigen yang cukup tinggi dan jauh. Maka dari itu siapa saja yang ingin berwisata yang membutuhkan tenaga ekstra diharuskan sarapan atau makan terlebih dahulu. Karena tenaga ekstra butuh asupan gizi dan nutrisi yang cukup untuk mendukung aktifitas berat tersebut.
Otw Lautan Pasir dan Bikit Teletubies
Setelah puas melihat view Bromo dari atas Mentigen meskipun tidak sempat melihat sunrise, akhirnya kita semua turun dan menuju lautan pasir bromo. kurang lebih perjalanan hanya 20 menit, lebih singkat dari Penanjakan Bromo, karena Mentigen sendiri dekat dengan lautan pasir dan desa-desa sekitar tengger. Setelah sampai di parkiran jeep menuju kawah Bromo, semua sepakat tidak turun dan melanjutkan perjalanan, hal ini disebabkan karena sebagian besar kelelahan setelah perjalanan ke Mentigen.
Dan kita langsung menuju Lautan Pasir atau Pasir Berbisik. Akan tetapi semua juga ogah-ogahan turun karena kecapek an dan lebih memilih tidur di jeep, hanya yang kuat saja turun dan mengabadikan dengan berfoto-foto. Aku sendiri mengabadikan momen tersebut dengan merekam dalam bentuk Video. Lumayan buat materi di yusup, heheheee.. Malah om yance pergi ke lautan pasir hanya untuk kencing, setelah itu balik lagi ke jeep, wkwkwk..
Setelah selesai di lautan pasir akhirnya kita menuju Bukit Teletubbies, disini juga sama. Semuanya lebih memilih tidur di jeep dari pada turun untuk mengabadikan pemandangan indah bukit. Sayang sekali padahal belum tentu mereka semua kembali kesini lagi, padahal rumahnya jauh-jauh, dari Jakarta dan Nabire Papua.
Setelah selesai mengambil foto dan video di bukit teletubbies, akhirnya kami memutuskan untuk kembali pulang dan melanjutkan perjalanan ke Tumpang. Perjalananku ke Bromo kali ini lebih singkat daripada perjalanan sebelum-sebelumnya, karena keluargaku siangnya ada yang melanjutkan perjalanan ke Jakarta dan ada yang kembali ke Tulungagung. Dan akhirnya kita semua tiba di tumpang setelah itu lagsung ganti mobil untuk otw pulang ke Dinoyo, Kota Malang.
Alhamdulillah perjalanan mengantar keluarga ke Bromo berjalan lancar, akhirnya besok tanggal 26 Desember 2018 aku punya kesempatan untuk istirahat total sebelum Paginya tanggal 27 Desember 2018 melanjutkan perjalanan ke Bali untuk Liburan, eh maksudnya mengantar keluargaku sendiri kecuali Bapakku untuk menikmati Liburan Akhir Tahun di Bali, heheheee…
| Artikel menarik lainnya: Benteng di Indonesia Peninggalan Masa Kolonial
Hello gess, panggil saja saya mimin atau yuant, lahir di Malang, pernah bekerja di Jakarta, Mojokerto dan penempatan di Kaltim, Kalsel Kalteng, Jambi, Sultra dan Sulteng. Karena sering jalan-jalan gratis inilah web ini terlahir. I create some Article and content creator for different perception. So, check it out.
he blog was how do i say it… relevant, finally something that helped me. Thanks:)