Terjebak Keruwetan Ibu Kota Jakarta
Sajak-sajak yang ku tulis ketika di Kota Jakarta: Pagimu Negri Pagi hari ku mandi Merapikan kepala dan hati Sarapan nasi dan roti Minum beras kencur bukan rapet sari Dan kulihat langit mulai gelap Padahal hari masih senyap Ku hirup udara pengap Padahal pohon masih tegap Semalam ku bermimpi Pulang ke rumah dengan jiwa yang berseri Aku pun terbangun dan menepi Ternyata aku masih di Jakarta sendiri Berlari kesana kemari Memikirkan macet dan bising setiap hari Padahal hanya Tujuh hari Disini, belajar mengembangkan pribadi Aku benar-benar merindukan kedamaian Setelah sekian jam dikemacetan Menembus klakson-klakson diperjalanan Ditengah gedung tinggi dan asap bergelantungan...