Main-main Ke Kota Bandung, Perjalanan dari Stasiun Kota Baru Malang

| Baca juga: Pura Ulun Danau Beratan: Ada Masjid Al Hidayah

Stasiun Kota Baru Malang

Malam Tahun baru 2019 aku tidak kemana-mana, hanya berdiam diri dirumah dan tidur cepat tatkala malam sudah datang. Sebenernya malam tahun baru banyak teman yang mengajak keluar untuk merayakan, dengan mengunjungi tempat-tempat wisata di dalam dan luar kota Malang. Akan tetapi aku lebih memilih berdiam diri dirumah karena bosan dengan kebisingan dan kemacetan jalanan saat tahun baru tiba.

Plan Trip Bandung

Sebulan sebelum datangnya tahun baru, aku dan teman dari Jakarta (salah satu dari penulis di blog ini) berencana mengadakan trip bareng kecil-kecilan di kota Bandung. Sebulan sebelum keberangkatan kami mencari tiket kereta api, penginapan dan persewaan motor matic di kota Bandung.

Setelah semua clear dan tersusun rapi baru kami merencanakan perjalanan atau trip ketika berada di kota Bandung. Banyak destinasi yang akan kita kunjungi, akan tetapi hal ini biasanya dipersempit menjadi hitungan jari saat tiba di kota tujuan. Menyesuaikan kondisi dilapangan sesuai realita yang ada.

Singkat cerita menjelang hari keberangkatan kami mengadakan janjian untuk ketemu di stasiun Bandung. Temanku berangkat hari sabtu dan aku berangkat pada hari jumat, perjalanan dari Malang ke Bandung kurang lebih memakan waktu 14 jam. Benar-benar perjalanan panjang yang cukup melelahkan dan menguras tenaga, hamper seharian duduk di Kereta Api.

Berangkat di sambut Hujan

Pada hari Jumat aku berangkat dari rumah menuju stasiun Kota Baru Malang, seluruh perbekalan dan perlengkapan untuk trip ke Kota Bandung sudah aku persiapkan malam harinya, termasuk oleh-oleh pesanan temenku kripik apel.

Jam ditangan menunjukan pukul 14.30, awan gelap sudah menyelimuti tempat tinggalku Dinoyo dan sekitarnya, saat aku berjalan kaki menuju sebrang jalan utama Jl. MT. Haryono aku berencana memesan Ojek online, tape sepersekian detik tiba-tiba hujan deras turun membuyarkan rencana awalku memesan ojol.

Aku berteduh di pinggar gapura dan menunggu hujan reda, tapi jam ditanganku sudah menunjukan 14.45 dan pikiranku sudah tidak tenang karena hujan masih deras. Tanpa berpikir panjang akhirnya aku memesan Go Car menuju setasiun, agar tidak kehujanan dan datang tepat waktu di setasiun untuk mengurus tiket perjalanan ke Bandung. Semoga hujan deras ini pertanda baik untuk memulai perjalanan ke Kota Bandung.

Kurang lebih 30 menit perjalanan menuju stasiun Kota Baru dan aku hanya memandangi hujan turun di balik jendela mobil sambil mengingat kenangan-kenangan indah masa kecil ketika hujan deras tiba. Tidak terasa akhirnya sampai dan aku segera bergegas menuju CS untuk mengeprint tiket perjalananku, kurang lebih 20 menit lagi kereta akan berangkat sesuai jadwal.

Stasiun Kota Baru Malang

Kereta yang aku naiki adalah KA Malabar. Setelah print out selesai aku segera check in menggunakan KTP di pintu masuk kereta. Setelah semua cocok dengan tiket aku diperbolehkan masuk peron dan menuju kereta yang sudah siap berangkat, saat akan memasuki kereta aku berjalan sambil mengambil gambar-gambar stasiun. Karena sudah lama tidak pernah naik kereta. Dan yang membuatku kaget ternyata sudah ada tempat merokok sendiri dan disampingnya ada live music. Benar-benar membuat betah pelanggan setia Kereta api.

Saat memasuki kereta dan selesai menaruh barang-barang bawaan aku menyempatkan mengambil video live musik dan kondisi sekitar terbaru stasiun Malang Kota Baru, supaya bisa kulihat-lihat dirumah saat kangen melanda ingin naik kereta. Mulai dari orang duduk-duduk, sudut stasiun sampai aktivitas disetasiun ku rekam dalam kameraku, maklum kameraman belajaran, segala sesuatu direkam. Wkwkwk..

Kenalan dan Penyesalan di Kereta

5 menit sebelum berangkat aku kembali kedalam kereta, dan ternyata didepanku sudah ada penumpang cewek cakep yang membuat jiwa jonesku penasaran. Aku hanya diam dan melempar sapaan “misi ya mbak” eh bukan sapaan sih tapi kata permisi. Dan duduk sambil melihat kearah jendela.

10 detik berselang, masih diam, 60 detik berselang masih diam dan memandang kearah jendela. 2 menit berselang masih memandangi jendela dan melihat orang-orang lalu lalang mencari nomer tempat duduk dan akhirnya 3 menit berselang ada pertanyaan “jam berapa ya ?” Ee.. ternyata mbaknya nannya jam, dan akupun melihat jam di tangan sambil membalas pertanyaanya “jam 16.05” sejak kalimat pertanyaan pembuka itulah kita akhirnya bisa ngobrol ngalor-ngidul sambil membuang kebosanan di dalam Kereta Api.

Tapi sayang obrolanya hanya sejam, setelah itu mbaknya tidur, kemungkinan kecapekan atau mungkin ilfil dengan ketampananku, eh wkwkwk. Dan yang membuat sayang, eh menyesal saat tau dia turun di stasiun Tulungagung, cepet banget hanya dua jam curi-curi pandangnya :D. Alhasil sisa-sasa kebosanan datang lagi, disaat lamanya perjalanan dan tidak ada teman untuk diajak ngobrol membuang waktu.

Dan itulah sisi kekurangan jika melakukan perjalanan sendirian, apalagi saat itu yang duduk disamping dan depan adalah orang tua yang kadang obrolanya tidak nyambung dan kurang menarik, alhasil jadi pendengar setia saja. Dan sesekali kekamar mandi atau tidur di tempat duduk, hingga akhirnya tertidur pulas ditempat duduk hingga menjelang shubuh.

14 Jam di Kereta Api

Saat menjelang shubuh aku pergi ke Gerbong Restorasi, dimana ada kantin dan mushola kecil untuk sholat. Ditemapat inilah aku menemukan kenyamanan ngopi, makan dan kadang ngobrol dengan orang yang ngopi bersama satu meja. Hampir berjam-jam aku menghabiskan waktu disini hingga fajar menyingsing berganti dengan mentari pagi yang siap memberikan keoptimisanya menjalani kehidupan.

Tidak lupa aku mengeluarkan kamera di saku tas pinggang dan mengabadikan pemandangan bumi Parahiyangan dipagi hari dari balik jendela Kereta Api, rasanya seperti mau pulang ke desa ketika melihat sawah-sawah, gunung dan hamparan ladang membentang luas, meskipun gak punya rumah didesa, hehehee.. semoga saja suatu saat punya rumah yang asri di pedesaan yang sejuk, nyaman dan damai. Ammiin.

Tak terasa jam 7.00 hari sabtu kereta akan tiba di Stasiun Kota Bandung, aku segera menutup kamera membersihkan sisa-sisa kopi dan makanan dimeja dan segera menuju tempat duduk, mempersiapkan semuanya untuk turun di stasiun tujuan terakhirku. Menurut jadwal di tiket kereta api akan sampai Stasiun Bandung jam 8 Pagi. Benar-benar on time, walau kecepatan kereta api sedikit lambat dari perkiraan, hehee..

Tiba di Stasiun Kota Bandung

Pagi yang cerah sedikit mendung, tepat jam 08.00 KA Malabar tiba di Stasiun Kota Bandung. Aku mengemasi tas dan memunguti sisa-sisa sampah makanan semalam, tidak lupa mencabut charger hp yang menempel dicolokan dekat bangku yang aku duduki.

Aku berjalan perlahan-lahan dibarisan penumpang yang akan melalui pintu keluar kereta api dengan menyalakan kamera untuk mengambil gambar detik-detik turun di stasiun Bandung, hehee… Sambil “clingak-clinguk” aku melihat bangunan Stasiun Bandung dari balik jendela Kereta api. Karena setelah sekian lama tepatnya 2008 aku menginjakan kaki di stasiun ini, jadi kurang lebih 11 tahun aku tidak ke Bandung. Sungguh perubahan yang luar biasa, dulu masih “semrawut” seperti stasiun lainya, tapi sekarang sudah tertata rapi dan sangat nyaman. Gak kebayang perjalanan 11 tahun lalu, wkwkwk..

Setelah menginjakan kaki di pintu keluar kereta api temanku Jakarta menelepon, menanyakan posisi dan disuruh langsung menuju pintu keluar stasiun, karena dia langsung menunggu di pintu keluar. Dan akhirnya setelah mengambil gambar sepintas di stasiun aku pun langsung menuju pintu keluar dan menemui Teman dari Jakarta. Dan merealisasikan planning pertama main Ke Kota Bandung sebelum menuju penginapan.

Plan pertama adalah menunggu rental motor datang, wkwkwk.. Karena menurut keterangan dari perental, motor baru bisa dikirim ketika jam kantor buka yakni jam 09.00. Akhirnya kita menunggu sambil duduk-duduk di halaman stasiun, mumpung sedang santai aku langsung membuka leptop untuk mengerjakan tugas dan kewajiban yang semalam terbengkalai. Maklum pemburu dolar online harus siap sewaktu-waktu jika ada panggilan tugas, hehee

Menuju Penginapan minimalis

ilustrasi

Setelah kita bertemu dengan petugas rental dan serah terima motor. Akhirnya kita segera bergegas menuju penginapan supaya tidak membuang-buang waktu diperjalanan ini. Aku segera membuka GPS dan sebagai navigator sedangkan temanku sebagai jokinya. Setelah perjalanan 5 menit padatnya lalulintas Kota Bandung mulai terasa. Hingga akhirnya kita melalui jalan utama kota Bandung, disinilah baru terasa kemacetan bandung hampir mirip dengan kota Jakarta, hadeeeh..

Setelah sampai dipenginapan aku segera check in, dan apa yang terjadi sodara-sodara. Ternyata saat main Ke Kota Bandung ini aku salah tanggal bocking online. Seharusnya hari ini tapi aku membocking tanggal untuk esok harinya. Alhasil aku membocking lagi untuk satu hari ini dimana tidak ada promo yang sama dengan yang ditawarkan melalui media online.

Tapi tidak mengapa karena kebutuhan mendesak akan mandi hari ini. Akhirnya aku yang memutuskan untuk membayar dan segera memasuki kamar untuk mandi dan sekedar rebahan dikasur, karena perjalanan panjang wkwkwk

Kamar yang minimalis cukup untuk dua Kasur tapi berdempet, jadi terkesan seperti single bed yang besar. Tapi tidak mengapa yang penting masih ada tv dan ac yang menyala. Selain itu didepan juga tersedia mushola dan pemandangan kolam ikan yang mengalir menentramkan pikiran. Terkesan seperti penginapan di daerah pegunungan, benar-benar asri dan alami. Selain itu juga terdapat ornament klasik dan lukisan-lukisan artistik yang menambah kesan elegan. Walaupun atap serta lantai terbuat dari material bermotif jadul. Semoga tidak ada penampakan, Hehee..

| Bersambung ke : Main-main ke Kota Bandung Taman Hutan Raya Ir H. Djuanda