Artikel sebelumnya: Pendakian Gunung Gede Via Putri ; Pasar Pindah Ke Gunung #1
Dan karena fokus ke jalur Pendakian Gunung Gede dan surya kencana sudah tidak terlalu memperhatikan lagi posnya ada berapa, lebih fokus kepada warung yang ada ditiap pos yang menjajakan gorengan panas yang dalam sekejab jadi dingin. Warung-warung selalu ada di tiap pos bahkan di puncak pun kita masih menjumpai warung, luar biasa sekali.
Surya Kencana
Untuk sampai ke Surya Kencana kami menghabiskan waktu sekitar 9 jam, waktu yang sangat lama. Hal ini disebabkan sering nya berhenti di jalur dan juga di pos karna fisik yang capek, maklum pemula. Ditambah lagi kondisi jalur yang sangat ramai yang memicu sering terjadinya kemacetan dan antrian di jalur.
Baru sebentar saja menginjakkan kaki di Surya Kencana hujan pun turun dengan derasnya, waktu sudah hampir magrib kabut mulai turun dan udara tambah dingin sedangkan kami belum bisa mendirikan tenda karna yang membawa tenda masih jauh dibelakang menunggu salah satu peserta yang kelelahan dan berjalan dengan sangat pelan sekali.
Sendirian Menggapai Puncak 2.958 Mdpl
Pertama kali summit di pagi hari adalah di gunung Gede ini, jadi gue semangat sekali untuk bangun dan persiapan muncak. Satu persatu perlengkapan pribadi gue masukin ke tas, air minum, cemilan, jas hujan plastik, obat pribadi, dan hp.
Tak lupa memakai jacket, kupluk, masker, headlamp, sarung tangan, kaos kaki dan sepatu sudah siap muncak di subuh yang sangat dingin itu, waktu menunjukkan pukul 04 pagi. Sangat bersyukur pagi itu cuaca cerah, sang rembulan menerangi walaupun dibantu dengan headlamp yang terpasang di kepala. Suara riuh mulai terdengar dari tenda tenda pendaki yang sedang bersiap juga untuk muncak, bahkan ada beberapa yang sudah berjalan terlebih dahulu ini terlihat dari cahaya lampu di jalur pendakian.
Baca juga: Pendakian Gunung Papandayan awas Babi Hutan #2
Walaupun sudah tidak membawa tas yang berat tapi pendakian ke puncak subuh itu cukup melelahkan, selain trek nya yang lumayan berat oksigen juga semakin tipis. Akibatnya gue sering terhenti untuk beristirahat memulihkan tenaga, satu persatu peserta rombongan mulai terpisah.
Para pendaki semakin ramai memadati jalur walaupun tidak sepadat kemarin sore. Dan akhirnya gue terpisah sendiri dari rombongan, sebagian berada di depan dan sebagian berada di belakang. Walaupun sering berhenti untuk istirahat tapi tidak bertemu juga dengan mereka, hal ini terus terang bikin semangat gue jadi drop.
Menyemangati Diri Sendiri
Berjalan sendiri tanpa teman bikin perasaan jadi melow, apalagi ada beberapa bagian jalan dimana tidak ada orang satupun dan gue hanya berjalan sendiri. Tapi gue tetap menyemangati diri sendiri kalau gue pasti bisa. Mengejar sunrise di puncak sepertinya tidak keburu lagi, sang mentari sudah terbit ketika gue masih berusaha menggapai puncak.
Semangat gue semakin drop ketika berjalan jauh tapi tidak juga sampai di puncak padahal vegetasi nya sudah mulai jarang dan aroma belerang juga mulai tercium. Gue harus semangat walaupun sering berhenti untuk mengatur nafas. Dan taraaaa akhirnya gue sampai puncak, SENDIRI-an! Part ini merupakan bagian termelow : sedih, happy, gak percaya dan bersyukur sudah bisa menginjak puncak tertinggi gunung ini.
Keadaan di puncak sudah ramai oleh para pendaki yang sibuk untuk berfoto, puas dengan pencapaian mereka mencapai puncak. Dalam hati cuma bisa mengucap syukur sampai sejauh ini masih diberi perlindungan oleh Sang Pemilik Semesta. Sejenak melihat jam di tangan ternyata gue menghabiskan waktu sekitar dua jam dari tempat camping menuju puncak.
Dari puncak 2.958 mdpl ini terlihat Gunung Pangrango yang gagah di depan mata, sebagian para pendaki terkadang melakukan pendakian lintas jalur untuk summit ke gunung Pangrango. Terlihat juga gunung Salak yang konon katanya penuh dengan mistis. Didepan sana juga kawah gunung Gede terlihat mengeluarkan asap dan sesekali tercium bau belerang, ini menandakan jika gunung ini masih aktif.
Baca juga: Main-main ke Kota Bandung, Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Alun-Alun Surya Kencana Dan Edelweis
Di puncak akhirnya bisa bertemu kembali dengan teman teman dan foto foto bersama, cuaca yang cerah mengiringi langkah kami kembali ke tenda yang berada di Alun alun Surya Kencana.
Alun alun Surya Kencana merupakan padang seluas kurang lebih 50 hektar yang berupa dataran landai yang ditumbuhi oleh Edelweis. Tempat ini merupakan tempat terakhir untuk mendirikan tenda sebelum melanjutkan pendakian ke puncak. Karna tempatnya yang sangat luas maka tempat ini bisa menampung banyak tenda dan tidak harus berdesakan.
Di tempat ini juga pendaki bisa temukan aliran sungai yang air nya bisa dikonsumsi untuk keperluan makan dan minum. Dan jika lagi musimnya tempat ini akan menjadi surga Edelweis.
Perjalanan kami turun kembali ke basecamp ditemani oleh guyuran hujan deras, jalur yang licin dan berlumpur membuat langkah kaki harus berhati hati, ini pengalaman yang sangat luar biasa. Perjalanan turun ini membutuhkan waktu sekitar 5 jam sampai ke basecamp Hadi yang selanjutnya setelah istirahat dan bersih bersih kami segera kembali pulang ke tempat nyaman dan hangat yaitu RUMAH. Terima kasih untuk perjalanan dan pengalaman ini. Jalur pendakian yang sangat ramai dan antri meninggalkan kenangan di kaki yaitu Pegal hehe.
Dan pada akhirnya kalau mau menikmati gunung Gede dalam kondisi sepi. Siapkan waktu untuk naik di hari biasa bukan di akhir minggu. Karna kalau mendaki di weekend siap siap mengalami macet dan antrian panjang di jalur dan kondisi yang ramai seperti pasar.
Baca juga: Sunrise yang Indah di Bukit sikunir