Site icon JejakPejalanKaki

Ternyata ada Kisah Cinta dalam Cerita Reyog Ponorogo

Asal Usul Reyog Ponorogo versi Kerajaan Bantarangin mengisahkan kisah cinta dan perjuangan dari zaman Kerajaan Bantarangin. Cerita ini dimulai dengan seorang putri yang memiliki kecantikan luar biasa, setara dengan bidadari. Namanya adalah Dyah Ayu Dewi Songgolangit, putri dari Raja Kediri. Kecantikan Dewi Songgolangit ini terkenal hingga mencapai Kerajaan Bantarangin yang dipimpin oleh seorang raja sakti bernama Prabu Kelana Sewandana. Berikut asal-usul Kisah Cinta Reyog Ponorogo versi kerajaan Bantarangin:

Artikel menarik lain > Gunung Budheg Tulungagung

Prabu Kelana Sewandana dan Dewi Songgolangit

Ketika Prabu Kelana Sewandana mendengar berita mengenai kecantikan Dewi Songgolangit, hatinya langsung terpikat dan ia jatuh cinta pada putri Kediri tersebut. Cinta yang mendalam ini mendorong Prabu Kelana Sewandana untuk mengutus patihnya, yang dikenal sebagai Pujangga Anom atau lebih dikenal dengan sebutan Bujang Ganong, untuk melamar Dewi Songgolangit.

Hambatan Perjalanan

Namun, perjalanan Bujang Ganong menuju Kerajaan Kediri tidaklah mudah. Di tengah perjalanan, ia dihadang oleh Singobarong, seorang raja yang memerintah wilayah tapal batas Kerajaan Kediri yang sering disebut Lodaya. Singobarong memiliki penampilan yang tidak biasa, dengan tubuh manusia dan kepala harimau.

Kekuatan Singobarong

Konon, Singobarong telah mendapat perintah dari Raja Kediri untuk memeriksa atau melarang siapa pun masuk ke wilayah Kerajaan Kediri tanpa seizin raja. Pertemuan antara Bujang Ganong dan Singobarong akhirnya berujung pada pertempuran fisik yang sengit. Singobarong, dengan kekuatan dan kesaktiannya yang luar biasa, berhasil mengalahkan Bujang Ganong, membuatnya bertekuk lutut di hadapannya.

Singobarong kemudian menantang Bujang Ganong untuk pulang ke Kerajaan Bantarangin dan melaporkan kekalahannya kepada sang raja. Bujang Ganong terpaksa harus menghadapi kegagalan ini dan pulang dengan tangan hampa. Setibanya di Kerajaan Bantarangin, ia segera melaporkan kekalahan ini kepada Prabu Kelana Sewandana.

Kemarahan Prabu Kelana Sewandana

Mendengar berita kekalahan utusannya, Prabu Kelana Sewandana sangat marah dan memerintahkan Bujang Ganong untuk mengumpulkan kekuatan pasukan Bantarangin untuk menyerang Singobarong dan Kerajaan Kediri. Bujang Ganong pun segera mengumpulkan para perwira Senopati Andalan untuk melatih prajurit Bantarangin dalam persiapan perang melawan penguasa Lodaya, Prabu Singobarong yang terkenal karena kekuatan dan kesaktiannya.

Sementara itu, Prabu Kelana Sewandana juga merasa penasaran yang sangat besar terhadap Singobarong, yang mampu mengalahkan Bujang Ganong, yang dikenal sangat cerdik dan memiliki ilmu kesaktian tinggi. Keesokan harinya, pasukan Bantarangin bersiap untuk berangkat menuju tapal batas dengan Kerajaan Kediri dengan harapan berhasil melamar Dewi Songgolangit. Prabu Kelana Sewandana pun bergabung dengan pasukannya, membawa api semangat dalam hatinya.

Pertarungan Untuk Mendapatkan Cinta

Prabu Kelana Sewandana dan pasukan Bantarangin melakukan perjalanan dengan diiringi oleh suara bende dan gong yang riuh, sebagai tanda semangat bagi prajuritnya. Namun, seperti sebelumnya, pasukan Bantarangin dihadang oleh Singobarong dan pasukannya begitu mereka sampai di tapal batas Kerajaan Kediri. Perang pun tak terhindarkan dan berlangsung sangat sengit.

Ternyata, kekuatan dan kesaktian pasukan Singobarong sulit dikalahkan oleh prajurit Bantarangin, sehingga Prabu Kelana Sewandana akhirnya harus turun tangan secara langsung. Pertarungan sengit antara Prabu Kelana Sewandana dan Singobarong pun terjadi. Keduanya sama-sama memiliki kesaktian tinggi, dan pertarungan mereka sangat seru. Akhirnya, Prabu Kelana Sewandana terpaksa mengeluarkan pusaka andalannya, Cemeti Samandiman, yang dengan sekali cambukan berhasil membuat Singobarong kehilangan kekuatannya.

Kemenangan untuk Cinta

Singobarong akhirnya mengakui kekalahan dan tunduk kepada Prabu Kelana Sewandana dan ingin mengabdi pada sang Raja. Prabu Kelana Sewandana bersedia menerima Singobarong asalkan ia mau menunjukkan jalan ke Kerajaan Kediri dan membantu mewujudkan keinginannya menemui Dewi Songgolangit.

Kedua pasukan bergabung di bawah pimpinan Sang Raja, Singobarong dan Bujang Ganong menuju Kerajaan Kediri. Dengan bantuan Singobarong yang telah menyerah, rombongan Prabu Kelana Sewandana akhirnya berhasil sampai di ibu kota Kerajaan Kediri.

Pernikahan dan Kemenangan

Sesampainya di Kotaraja Kediri, Prabu Kelana Sewandana diizinkan untuk menghadap Raja Kediri dan mengungkapkan maksud kedatangannya, yaitu untuk meminang putri Kediri, Dyah Ayu Dewi Songgolangit. Akhirnya, pernikahan mereka diresmikan dengan restu dari Raja Kediri, dan Prabu Kelana Sewandana berhasil mempersunting putri Kediri, Dyah Ayu Dewi Songgolangit.

Untuk memperingati perjalanan dan kemenangan Prabu Kelana Sewandana, diciptakanlah sebuah seni pertunjukan yang dikenal sebagai Reyog. Reyog Ponorogo dapat dianggap sebagai tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, yang menguji kekuatan dan kesaktian prajurit mereka. Para penarinya tampil dalam keadaan kesurupan, menciptakan pertunjukan yang memukau.

Dengan demikian, Asal Usul Reyog Ponorogo versi Kerajaan Bantarangin merupakan kisah yang penuh dengan cinta, perjuangan, dan akhirnya menyatukan dua kerajaan melalui kebijaksanaan, kekuatan, dan kerjasama.

Video Reyog Ponorogo di Bantarangin

Artikel menarik lain > Gunung Banyak Kota Batu

Exit mobile version